Koperasi Demi Umat Titik Tolak Kebangkitan Ekonomi Rakyat Di Tengah Keadaan Serba Darurat

Foto : Dari Kiri- Kanan : M. Khuluqi, Eric Hermawan, AYH, Zulkiflimansyah (Gubernur NTB), Ir. KH. Nuruzzaman (Ketua KPEU MUI), KH. Choirul Saleh Rasyid, Drs. H. Hazuarli Halim (Sekretaris KPEU MUI)

Miindonews, Jakarta – Hari Lahirnya Koperasi Nasional yang ke 74, Koperasi Pemberdayaan Ekonomi Umat yang kemudian disebut Koperasi Demi Umat berdiri secara resmi. Koperasi yang diprakarsai oleh beberapa tokoh nasional ini bertujuan untuk mengangkat ekonomi umat dari keterpurukan ekonomi saat pandemi seperti ini.

Pandemi COVID-19 sejauh ini telah berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraan sosial, satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

Dampak pandemi terhadap keadaan sosial-ekonomi bisa menjadi jauh lebih buruk. Akibat langsung dari pandemi ini adalah menurunnya tingkat daya beli masyarakat hingga sebesar Rp 362 triliun.

Baca Juga : Bupati Nias Barat : Warisan Budaya Aset Yang Harus Dilestarikan Sebagai Daya Tarik Wisata

Hal ini juga berpengaruh pada 64,19 juta pelaku UMKM Indonesia yang didominasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sebanyak 64,13 juta (99,92%). Sejumlah 82,9% UMKM telah merasakan dampak negatif dari pandemi ini. Bahkan 63,9% dari UMKM mengalami penurunan omset lebih dari 30%.

Untuk bertahan hidup, pelaku UMKM terpaksa melakukan berbagai efisiensi seperti; menurunkan produk barang/ jasa, pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mengurangi saluran penjualan/ pemasaran.
Nuruzzaman yang ditunjuk sebagai Ketua Koperasi Demi Umat dengan lugas menyatakan bahwa

” Solusi konkrit dan peta jalan agar umat bangkit dari keterpurukan ekonomi pada saat ini adalah berjamaah, ” ujar Ketua Koperasi Demi Umat Nuruzzaman, melalui rilis persnya, ” Selasa (13/7/2021).

Menurutnya, beramal jama’i, membangun Co-Operative System, saling tolong menolong dan saling pasang badan antar anak bangsa dalam wadah Koperasi.

” Menjalankan Koperasi hendaknya tidak seperti menjalankan Korporasi Kapitalis, di mana pemilik modal yang paling berkuasa dan ingin terus menerus berkuasa. Harus berpihak pada rakyat,” katanya.

UMKM yang berjamaah sejatinya dapat memiliki kontribusi terhadap PDB Indonesia lebih besar dari 61,07% atau senilai dengan Rp 8,573,89 triliun. Dengan potensi ini UMKM seharusnya dapat menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.

Sistem pelatihan dan pembinaan intensif untuk Anggota/UMKM serta Digitalisasi close loop market place untuk penyerapan produk UMKM telah disiapkan. Koperasi Demi Umat akan menggandeng Kemenkop dan UMKM sehingga menjadi Koperasi berskala internasional, dan diperhitungkan di dalam International Cooperatif Aliance (ICA).

” Sudah saatnya Koperasi di Indonesia memiliki anak perusahaan multi nasional di berbagai negara lainnya, ” ujarnya.

Agar bisa bersaing di tataran internasional, Ekosistem Halal UMKM perlu direvitalisasi. Menggunakan Sistem Penjaminan Mutu Halal Internal; berupa wali pendampingan, sertifikasi halal yang mudah dan murah. Dalam hal ini Koperasi Demi Umat bersinergi dengan dengan MUI, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Istiqlal Indonesia Halal Center (IIHC), dan Halal Center Cinta Indonesia (HCCI).

Para Pendiri Koperasi Demi Umat sebelumnya telah melakukan silaturahim dan membangun aliansi strategis dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), Kamar Dagang dan Indsutri (Kadin), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Induk Koperasi Pesantren (Inkopontren),Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP), Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah), dan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), “ujarnya yang juga Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia Pusat.

Konsep dan mindset shadaqah yang mengalahkan riba menjadi platform gerakan. Tidak hanya kekuatan dana investasi, Koperasi Demi Umat akan menggerakan Kekuatan dana sosial: ZISWAF, Bantuan Sosial Negara, Corporate Social Resposibility dari BUMN/swasta sebagai back up dalam membangun kebangkitan dan daya saing UMKM, terutama saat terpuruk akibat pandemi.

” Gerakan berkoperasi ini akan mengembalikan kedaulatan rakyat sebagai pemilik industri dari hulu ke hilir di negerinya sendiri, ” pungkasnya.

Pewarta : Nas

Editor : Gusti Wilantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *