Petani Milenial Lotim Lakukan FGD Sambut Event Internasional

Foto : Petani Milenial Lotim Lakukan FGD Sambut Event Internasional

Miindonews, Nusa Tenggara Barat – Petani Milenial Lombok Timur (Lotim) gelar Fokus Grup Diskusi (FGD) di Benteng Van Flower Desa Lendang Nangka Utara Lombok Timur, Lombok Research Center (LRC) bekerjasama dengan PT. Sarana Pembayaran Syariah (SPS) terkait dengan peluang dan tantangan bisnis di sector pertanian, Rabu (20/10/2021).

Di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini mengakibatkan semua sektor pembangunan mengalami penurunan pertumbuhan dan ada yang sampai minus. Hal ini berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat, tak terkecuali di Lombok Timur.

Baca Juga : Relawan Deklarasi Dukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024

Dilihat dari ekonomi, hanya sektor pertanian dan perdagangan yang masih bertahan dimasa pandemi ini.
Pertanian memberikan kontribusi yang nyata bagi pertumbuhan ekonomi dimasa yang sangat sulit.

Ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. BPS menyebutkan pada Maret 2020, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 74,71 persen di perkotaan dan 74,73 persen di pedesaan.

Peneliti LRC Maharani sebagai pemantik dalam acara FGD tersebut menekankan, sektor pertanian sebagai salah satu sektor penting di Lombok Timur dalam masa pandemic harus diperhatikan Pemerintah Daerah.

“ JIka Lombok Timur ingin pertumbuhan ekonomi yang baik dan pesat, maka sector pertanian harus menjadi skala prioritas,” ujar Maharani.

Memang pertanian memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Lombok Timur. Namun, kata Maharani, pertanian tidak bisa berdiri sendiri.

Ada sektor lain yang menjadi pendukungnya, seperti transportasi, pariwisata terutama perhotelan dan jasa restoran.

” Jika hal ini mengalami kontradiksi, maka akan berpengaruh pula kepada sektor pertanian, ” jelasnya.

Hasil dari produk sektor pertanian adalah sayuran dan buah-buahan, yang dimana kedua produk tersebut terus mengalami permintaan yang sangat signifikan sejak wabah pandemi virus corona melanda.

Selain dikarenakan himbauan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Ia menegaskan, pergeseran masa panen dari Maret menjadi April sehingga puncak panen padi terjadi pada triwulan kedua 2020 juga memberikan hal yang positif bagi pertanian dimasa pandemic ini.

Sementara itu ditinjau dari sisi epidemiologi, virus corona mayoritas menyebar di perkotaan atau kawasan padat penduduk. Artinya, pertanian yang mayoritas tidak berada di perkotaan relatif lebih aman.

” Pandemi Covid-19 memiliki potensi krisis pangan global. Rantai pasokan pangan terancam di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan perjalanan, ” ujar dia.

Kebijakan terkait pencegahan penyebaran covid-19 turut berimplikasi pada kebijakan pangan maupun kemampuan produksi pangan. Realitas itu menunjukkan, ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat.

” Maka, langkah utama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan produksi petani melalui kebijakan input dan memberikan intensif bagi harga komoditi andalan daerah, ” ucapnya.

Dalam FGD kali ini dihadiri pelaklu rantai nilai bisnis sector pertanian. Dari hulu sampai hilir. Yakni dari petani, pengepul, pengusaha saprodi, perusahaan yang bergerak dalam bidang input pertanian.

Bahkan ada beberapa pengusaha yang datang langsung dari pulau Bali.

Salah satu petani muda, Ayeng Putra mengharapkan adanya kebijakan dalam pertanian di Lombok Timur terkait di hasil produksi.

Selama ini pemerintah daerah hanya focus dalam bidang sarana produksi saja. Belum pernah membuat kebijakan yang memberikan subsidi di hasil pertanian.

“ Kami sebagai petani sangat mengharapkan adanya subsidi dalam bidang harga hasil pertanian. Berapapun mahalnya saprodi, petani sanggup membelinya. Namun jika harga anjlok, kami akan mati pelan-pelan,” ungkapnya.

Salah satu pengusaha dalam bidang pertanian,Faesal juga menekankan, agar kedepannya petani milineal yang ada mampu melihat peluang komoditi yang memiliki prosfek unggul.

Seperti bunga dan beberapa sayuran yang menjadi kebutuhan hotel.

” Pandemic covid-19 ini mengakibatkan kami pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian menjadi lesu di tahun 2021. Dan kami sangat mengharapkan pengusaha dan petani milineal ini diberikan vaksin, ” kata Faesal.

Ditengah acara diskusi hadir juga Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur Juaini Taofik.

Dalam diskusi tersebut, ia menegaskan sektor pertanian adalah penyelamat bagi perekonomian Lombok Timur di masa pandemic.

Dengan adanya sumbangan sector pertanian di Lombok Timur mengakibatkan perekonomian Lombok Timur tahun 2020 yang lalu terbaik di seluruh Kabupaten Kota di NTB.

“ Sektor pertanian menjadikan perekonomian Lombok Timur tertolong di masa pandemic Covid-19 ini,” ujar Juaini Taofik.

Tak hanya itu kata Sekda, sektor pertanian Lombok Timur masih berjalan. Namun ada lelemahan di sektor pertaniannya, belum adanya pendanaan yang maksimal dari pemerintah daerah dalam sector pertanian.

Saat ini Lombok Timur masih sangat mengandalkan pendanaan dari pusat. Dan itu pun sudah terprogram dari pusat. Ini menjadi salah satu kelemahan kita yang harus kita pikirkan bersama.

“ Saat ini kita masih mengadalkan pendanaan dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) darui pusat untuk sektor pertanian ini, ” ucap Juani Taofik.

“Saya berharap nanti pertengahan desember tahun ini kita bisa membuat sebuah bazar hasil pertanian sebagai langkah awal membentuk brand hasil pertanian Lombok Timur,” tambah Juani Taofik.

Sementara perwakilan Bank NTB Syariah unit Masbagik, Eka mengatakan, saat ini model pembiayaan syariah dari bank NTB Syariah sedang menjadi salah satu strategi pihaknya untuk membuat terobosan.

” Sebagai contoh, saat ini bank NTB syariah bekerjasama model pembayaan baru dengan salah satu perusahaan daerah di propinsi yaitu PT Gerbang NTB emas. Kami berharap, akan muncul model seperti ini di Lombok Timur, ” ungkap Eka.

Perwakilan dari PT Sarana Pembayaran Syariah (SPS) Muis, menjelaskan model bisnis yang dilakukan oleh PT SPS selama ini.

PT SPS hadir sebagai jembatan bagi komunitas dengan perbankan. Dan kedepan sangat mengharapkan Masjid sebagai sentra ekonomi umat di pulau Lombok.

Pewarta : Husen

Editor : Gusti Wilantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *