Miindonews, JAKARTA – Masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) patut berbangga, pasalnya Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Buton saat Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Istana Negara, Rabu, 17 Agustus 2022.
Pakaian adat yang dikenakan Jokowi itu merupakan baju Dolomani yang biasa digunakan Sultan Buton ke 35, yaitu Sultan Muhammad Ali dalam acara resmi Kesultanan.
Selain pakaian adat Buton yang dikenakan Presiden, juga ada Tari Lumense, Kabupaten Bombana, Sultra, ikut memeriahkan hari bersejarah proklamasi kemerdekaan RI di Istana Negara itu.
Upacara HUT ke-77 RI diawali dengan kedatangan Presiden RI beserta Ibu Iriana Joko Widodo dan Wakil Presiden RI serta Ibu Wury Ma’ruf Amin.
Tembakan meriam 17 kali, sirine, bedug di masjid-masjid serta lonceng di gereja-gereja yang dibunyikan selama 1 menit mengiringi langkah Presiden dan Ibu Iriana Jokowi dan Wakil Presiden serta Ibu Wury Ma’ruf Amin.
Baca juga: Asal Usul Tari Lumense Asal Bombana yang Bakal Meriahkan HUT ke-77 RI di Istana Negara
Kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Naskah Proklamasi oleh Ketua DPD-RI LaNyalla Mattalitti. Mengheningkan cipta dipimpin oleh Inspektur Upacara Presiden Joko Widodo, Pembacaan Doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Tak kalah menariknya, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka selanjutnya mengibarkan Bendera Negara Sang Merah Putih, dilanjutkan dengan “Flypast” Pesawat Tempur dan Helikopter TNI AU.
Baca juga: Kadis Pariwisata Bombana Ungkap Perjuangan Tari Lumense sampai Tembus ke Istana Negara
Kemudian dilanjutkan dengan persembahan lagu-lagu oleh Paduan Suara dan Orkestra Gita Bahana Nusantara yang menyanyikan “Hari Merdeka”, medley lagu daerah, “Syukur”, “Ojo Dibandingke dan Joko Tingkir” oleh Farel Prayoga.
Filosof Baju Dolomani
Dilansir dari berbagai sumber, baju Dolomani terdapat sejumlah filosofi. Diantaranya, sulaman bermotif bunga rongo yang melambangkan perjalanan seorang pemimpin. Ia bermula dari bawah, lalu naik ke atas menjadi seorang pemimpin. Kemudian, ia akan turun lagi ke bawah menjadi rakyat biasa.
Ada juga ornamen tumbuhan dengan buah yang manis, tapi gatal. Ini menggambarkan bahwa sultan harus waspada terhadap bahaya yang mengancam daerahnya.
Selain itu, terdapat pula kopiah berornamen bunga dan tulisan kaligrafi “maulana”. Filosofinya adalah seorang pemimpin harus mampu membawa kesejahteraan. Ia juga harus amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat daripada pribadi.
Dikutip dari Tribunnews Sultra, pada sisi kanan dan kiri baju dilengkapi dengan sulaman ornamen ake yang menggambarkan dua ekor burung yang memandang ke kiri dan kanan. Maknanya ialah seorang pemimpin selalu waspada terhadap bahaya yang mengancam negeri.
Pakaian adat dolomani terdiri dari baju, celana, sarung, dan kopiah. Saat mengenakan pakaian ini dilengkapi dengan kotango (baju dalaman), sulepe (ikat pinggang), ewanga (keris atau badik), dan katuko (tongkat).
Selain bunga rongo, pada pakaian adat ini juga terdapat motif Kambanauwa, salah satu tumbuhan yang tumbuh di daerah Buton, khususnya di Kota Baubau.
Pakaian adat Buton ini berwarna merah, sesuai permintaan pihak Istana Negara. Sehingga dijahit khusus oleh penjahit lokal Baubau, Campaga Tailor.
Pewarta: Yondris Puamalo